(UKWMS-30/9/2016)
Dunia virtual menggambarkan pencapaian luar biasa manusia dalam mengembangkan
peradaban. Berbagai kemudahan yang ditunjuang dengan cepatnya perkembangan
teknologi mampu mengubah wajah dunia dan khususnya manusia. Namun, di balik itu
semua dunia virtual sekaligus menyandera manusia dari dunia yang sesungguhnya.
Kemajuan teknologi seolah menjadi kawan dan lawan pada saat yang bersamaan, ia
dibenci sekaligus dikagumi.
Tepat pada hari Jumat 30/9 Fakultas
Filsafat Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya kembali menggelar forum
diskusi Cogito. Forum yang dibentuk
sebagai wadah udar rasa sesama mahasiswa ini mengangkat tema tentang Dunia
Virtual. Diawaki oleh mahasiswa fakultas filsafat forum kali ini bertempat di
Plaza Maria Kampus Pakuwon City, dan dihadiri oleh sejumlah mahasiswa-mahasiswi
dari berbagai fakultas lain. Berbeda dari forum diskusi yang lalu, kali ini
diskusi Cogito dipuncaki dengan penampilan teater dari kelompok teater Sa k’ripmu. Selain teater beberapa teman
fakultas filsafat juga memberikan pemaparan mengenai dunia virtual.
Aloy, salah satu mahasiswa pembicara,
menuturkan, “acara kali ini berjalan dengan seru, dan ada banyak hal yang bisa
saya sampaikan. Saya bersyukur dengan acara ini karena saya dapat berlatih
berpikir kritis dan mengemukakan gagasan di hadapan banyak orang. Selain itu
saya juga mendapat banyak nilai penting yang sesuai dengan apa yang diajarkan
di kelas, yakni bahwa belajar itu tidak semata soal berpikir tetapi juga soal
membuka hati sehingga hati dan pikiran bersatu.” Bagi Aloy, tema dunia virtual
ini menjadi salah satu tema penting bagi kalangan muda. Dunia virtual yang
selama ini diakrabi ternyata masih memiliki sisi-sisi yang belum diselami.
![]() | ||
Joko, salah satu pembicara, memaparkan hasil diskusi dalam forum diskusi bersama | . |
Selain berupa pemaparan karya tulis,
forum diskusi Cogito juga menampilkan pemaparan karikatur yang dibawakan oleh
salah satu mahasiswa fakultas filsafat, Deny. “Saya mengambil bentuk karikatur
karena dilatar belakangi keprihatinan saya akan dunia virtual. Dunia virtual
sekarang ini dapat merebut hasrat manusia untuk mengejar hal-hal yang sifatnya
virtual. Meskipun demikian, saya harap kedepannya karikatur akan memberikan
suatu warna yang baru bagi forum diskusi ini. Gambar menjadi istimewa karena
mewakili imajinasi saya dalam memahami dunia virtual, “ ujar Deny yang juga
merupakan mahasiswa semester satu fakultas filsafat Universitas Katolik Widya
Mandala Surabaya.
Dibalik kesemarakan diskusi,
beberapa mahasiswa penampil sempat menuturkan bagaimana perasaan mereka ketika
harus berhadapan dengan orang banyak. “Acara ini sangat seru sekaligus
menegangkan. Tidak hanya bagi saya tapi juga teman-teman penampil tadi.” Ujar
Dodo, salah satu penampil dari fakultas filsafat. Menurutnya, “ini pengalaman
pertama saya tampil di depan umum sehingga benar-benar membuat saya demam-panggung.”
Deny juga sempat memberikan komentar senada, “pada mulanya saya sungguh gugup
ketika harus menerangkan karikatur yang saya buat. Ada cukup banyak orang di
sini sehingga saya cukup dibuat grogi. Tetapi untungnya lama-kelamaan saya
dapat menikmati suasana, dan dapat memaparkan ide saya dengan baik.”
Meskipun mahasiswa fakultas filsfat
kerap memberikan pemaparan mengenai tema-tema penting tertentu, berhadapan
dengan orang banyak masih merupakan suatu hal yang menantang. Dengan adanya
forum diskusi bersama ini tidak hanya peserta yang memperoleh nilai-nilai
penting, para penampil juga mendapat pelajaran yang amat berharga dalam
membawakan ide-ide dengan cermat dan menarik. Dunia virtual yang diangkat
sebagai tema mampu menjadi sarana yang baik untuk melatih diri dan membentuk
kesadaran diri di tengah arus globalisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar