Senin, 21 Desember 2015

UJIAN AKHIR SEMESTER 2015


Suasana saat ujian lisan


PESTA PELAJAR


Tak terasa akhir semester ganjil telah tiba. Waktu begitu cepat dan tak dapat dihentikan. Seperti biasa di akhir semester ganjil selalu ada pesta pelajar. Pesta pelajar adalah pekan ujian bagi para mahasiswa. Ujian Akhir Semester (UAS) menjadi alat ukur untuk mengetahui pemahaman mahasiswa selama satu semester. Hasil yang diketahui menjadi tolok ukur perkuliahan di waktu yang akan datang. Jumlah IP (indeks prestasi) yang dicapai menentukan jumlah SKS (sistem kredit semester) yang dapat diambil atau diperoleh.
Filsafat juga ikut dalam pesta pelajar di akhir tahun 2015 ini. Ujian Akhir Semester diadakan pada 14-22 Desember 2015. Seperti biasanya filsafat selalu memiliki hal yang berbeda, unik dan jarang terjadi di fakultas lain. Jika di UTS kemarin hal yang unik adalah ruang ujian yang selalu tidak dijaga saat ujian berlangsung, UAS kali ini yang menjadi keunikan adalah adanya ujian lisan.
Kebanyakan hal yang terjadi ketika ujian adalah menuliskan jawaban di kertas ujian. Akan tetapi, kali ini jawaban ujiannya diutarakan atau dijawab secara lisan dihadapan dosen penguji. Ujian lisan memberikan suatu hal yang positif. Ujian lisan dapat melatih mahasiswa untuk berani berbicara, mengutarakan ide atau pengetahuan yang dimiliki. Melalui ujian lisan kedalaman pemahaman mahasiswa pun akan terlihat jelas. Apakah mahasiswa yang bersangkutan benar-benar mengerti materi yang diberikan atau hanya dipermukaan saja.
Adanya ujian lisan merupakan buah keuntungan dari jumlah mahasiswa fakultas filsafat yang tidak terlalu banyak. Oleh karena itu, walaupun dilangsungkan ujian lisan pun tidak akan membutuhkan waktu yang terlalu lama. Ujian lisan juga membantu para mahasiswa agar mereka tidak perlu capek-capek untuk menuliskan jawaban yang panjang-panjang. Dosen pun tidak perlu susah-susah untuk membaca satu persatu jawaban tulis dari mahasiswa.
Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa rasa khawatir, takut sebelum menghadapi ujian lisan lebih terasa dan lebih menakutkan. Sensasi yang diberikan tidak kalah menegangkan ketika bermain olahraga ekstrim atau hal lain yang dapat memacu hormon adrenalin. Hal yang perlu dilatih atau disiapkan ketika ujian lisan adalah kesiapan materi, ketenangan dan konsentrasi saat melakukan ujian. Berani coba? Ayo bergabunglah dengan kami fakultas filsafat.(awj)

Selasa, 01 Desember 2015

DISKUSI POPULER
"MENJADI DIRI SENDIRI DI TENGAH GLOBALISASI"

Tidak dapat dipungkiri bahwa kita berada dalam arus globalisasi. Globalisasi telah membuat kita larut di dalamnya, tetapi apakah kita hanyut saja atau hanya mengikuti arus globalisasi yang ada tanpa mengkritisinya? Apakah identitas kita kemudian ditentukan oleh arus yang ada? Apakah kita tidak bisa menentukan identitas kita sendiri?
Untuk menjawab pertanyaan ini, BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Fakultas Filsafat mengadakan "Diskusi Populer" pada hari Jumat, 4 Desember 2015 dengan tema "Menjadi Diri Sendiri di Tengah Globalisasi". Kami mengundang temen-temen sekalian untuk hadir dan berdiskusi bersama kami...

Senin, 30 November 2015


FESTIVAL TEATER
TINGKAT SMA SE-SURABAYA 2015
Pendaftaran Gelombang Pertama

"ORANG MUDA MENGKRITISI GLOBALISASI"


Kata orang... belajar Filsafat itu membosankan, banyak teorinya, bukunya berat dan sulit dipahami, dan sebagainya...

Menurut kami...TIDAK...Belajar Filsafat itu menyenangkan. Buktinya kamu juga bisa berekspresi dalam banyak hal untuk menunangkan ide-idemu. Di sinilah letak asyiknya....Tidak percaya? Silahkan coba dalam Festifal Teater ini!

Kami mengundang seluruh SMA Se-Surabaya untuk bergabung dalam Festival Teater yang diadakan oleh Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Pendaftaran mulai 20 November 2015 sampai 4 Januari 2016. Informasi lebih lanjut dapat melihat pada poster ataupun download Panduan Pelaksanaan di bawah ini.

Berani coba???


Formulir Pendaftaran dan Panduan Pelaksanaan dapat didownload di bawah ini:

https://drive.google.com/file/d/0B4k0orvUurN_XzBJWWJ4dTZYbWM/view?usp=sharing

https://drive.google.com/file/d/0B4k0orvUurN_dmJJVHBUZ1ota00/view?usp=sharing

Senin, 09 November 2015












Indonesia dan Kemerdekaan Ekonomi
Telah 70 tahun bangsa Indonesia menikmati kebebasan dari penjajahan bangsa asing, dan selama kurun waktu itu pula Indonesia terus berusaha memajukan diri sebagai bangsa yang merdeka. Pemerintah terus berjuang mengembangkan berbagai sektor khususnya sektor ekonomi demi tercapainya kesejahteraan bersama. Namun, patut kita  cermati sesungguhnya apa yang telah diraih bangsa ini selama kurun waktu tersebut. Tampaknya bangsa ini memang mengalami kemajuan tetapi masih belum cukup kencang dan terarah kemajuan tersebut. Mari kita tengok negara tetangga kita, Singapura. Di bulan Agustus kemarin Singapura merayakan hari kemerdekaannya yang ke-50, dan betapa luar  biasa Singapura berderap menyambut kemajuan jaman. Dari sebuah pulau kecil minus sumber daya Singapura mampu menjadi negara maju di tengah negara ASEAN lainnya. Sesungguhnya peristiwa ini menjadi pemicu bagi kita semua untuk


Bisakah kita  bebas dari keinginan?

            Bila kita mau mencermati pertanyaan diatas, kita bisa memulainya dengan keinginan kita sendiri. Saat kita menginginkan sesuatu, apa yang akan kita lakukan? Kita akan berusaha untuk mewujudkan apa yang kita inginkan tergantung objek yang kita inginkan atau kita bisa mengambil jarak dengan apa yang kita inginkan sehingga kita bisa mengontrol keinginan itu. Lalu  darimana asalnya keinginan itu? Dalam filsafat Buddha, asal dari keinginan adalah kelekatan manusia dengan berbagai

Penjajah Moderen: “Tabiat Penguasa”
17 Agustus merupakan hari besar kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Tanggal tersebut merupakan hari paling bersejarah bagi seluruh bangsa Indonesia. Penyebabnya adalah 17 Agustus adalah awal dari sejarah rakyat Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya setelah ratusan tahun lebih berada di dalam kekuasaan penjajahan, sekaligus pertanda awalnya revolusi Indonesia. Kemerdekaan Indonesia bukanlah baru seumur jagung. Kini 70 tahun sudah masyarakat Indonesia menikmati hasil dari perjuangan para pahlawan. Genangan darah pejuang, linangan air mata janda pejuang, dan jutaan nyawa rakyat yang gugur dalam

Kemerdekaan Diperoleh dengan Menyerahkan Kemerdekaan

Perang saudara di Inggris terjadi bertahun-tahun antara kubu parlemen dan kerajaan. Kubu parlemen berhasil memenangkan peperangan. Situasi damai tidak begitu lama. Perang saudara antara kedua kubu yang sama pecah kembali! Akhirnya peperangan dimenangkan oleh kubu kerajaan. (Simon Petrus L. Tjahjadi 2004: 228)

Situasi seperti itulah yang terjadi di masa kehidupan Thomas Hobbes (1588-1679). Dari situasi itulah ia menyimpulkan teori
Sudahkah Merdeka?


Berabad-abad lalu…
Bangsa yang kini disebut Indonesia
Telah dijajah oleh bangsa asing
Penjajahan yang begitu
Kami Rindu Kemerdekaan Kami


Kau dipilih dengan kebebasan
Pesonamu membius kami
Janjimu bagaikan madu yang manis
Kami tergiur oleh
Menatap Masa Depan Indonesia



Kemerdekaan
            Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia telah dikumandangkan Ir. Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945. Dikumandangkannya proklamasi itu menunjukkan kebebasan Indonesia atas penjajahan. Banyak peristiwa penting yang mengiringi Indonesia menuju kemerdekaanya. Tentu tidak bisa dilepaskan begitu saja peristiwa-peristiwa
MERDEKA?

Detik berganti detik,
beragam peristiwa hadir dan menggelitik,
selalu datang dari orang terdidik,
semakin lama semakin unik.
Apakah Kemerdekaan Indonesia Itu Nyata?
Dalam Perspektif Michel Foucault

            Baru-baru ini bangsa Indonesia merayakan hari kemerdekaannya yang ke-70. Dalam rangka hari kemerdekaan itu diadakan banyak kegiatan oleh elemen-elemen masyarakat demi memeriahkannya. Salah satu bentuk kemeriahan itu tampak dalam kegiatan
“JANJI PALSU
MENYENGSARAKAN RAKYAT”
                                                         

Jangan Kau hancurkan negri ini…
Ada berbagai masalah yang telah  merajalela
Di atas negri ini
Tanpa ada akhirnya…

Rabu, 28 Oktober 2015

Ujian Tengah Semester 2015


BELAJAR BERFILSAFAT BUKAN ILMU FILSAFAT

susasana ujian tanpa pengawas
SURABAYA - yang ‘ada’ itu ‘ada’ dan yang ‘tidak ada’ itu ‘tidak ada’ “ begitulah gumam seorang mahasiswa yang mencoba menghafal materi kuliah. Selama dua pekan yaitu pada 12 – 23 Oktober 2015 semua mahasiswa Universitas Widya Mandala Surabaya menjalani Ujian Tengah Semester. Para mahasiswa filsafat yang termasuk dalam anggota civitas Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya juga mengikuti Ujian Tengah Semester. Walaupun kegiatan ujian dilaksanakan secara bersama – sama tetapi fakultas filsafat (selalu) memiliki keunikan sendiri.




Mari bergabung bersama kami untuk berdiskusi "Mengkritisi Arus Globalisasi". Setiap hari selasa pkl. 18.30, bertempat di ruang teater lantai satu Universitas Widya Mandala Surabaya.




Minggu, 25 Oktober 2015

Extention Course-Mengkritisi Globalisasi



"Suasana Diskusi EC"

SURABAYA – Suasana Ruang Teater Tower Timur UKWMS (Universitas Widya Mandala Surabaya) Kampus Pakuwon, mendadak riuh oleh hadirnya masyarakat dari pelbagai kalangan. Ya! Tepat petang ini, Selasa 1 September 2015, digelar Extention Course I di tahun 2015. Adapun tema Extention Course (EC) tahun ini adalah Menyikapi Globalisasi.

Rabu, 16 September 2015

Fakultas Filsafat Punya Gawe: Welcome Mahasiswa Baru 2015

"Digoyang handuk", penampilan yel-yel maba 2015.

Surabaya, - COGITO, Dalam rangka mengawali tahun ajaran baru, Universitas Katolik Widya Mandala mengadakan kegiatan Pekan Pengenalan Kampus sejak hari Senin (10/8) hingga Senin(17/8) di  Kampus Pakuwon City,  Dinoyo, dan Kalijudan. Para dosen dan dekan memberikan pendalaman  singkat  mengenai  visi-misi  universitas  dan  fakultas,  dan  teknis  perkuliahan  difakultas masing-masing.